Header Ads

Tempat wisata indonesia

Makassar
       Saya akan menceritakan salah satu tempat wisata dalam negri yang keren yang menurut saya paling berkesan saat saya kesana yaitu makassar. Jujur makassar walaupun tempat yang panas malah menurut saya lebih panas dari jakarta soalnya makassar dekat dengan pantai. Pantai makassar sudah cukup terkenal di indonesia bahkan sampe mancan negara.
            Pantai Losari terkenal dengan matahari tenggelamnya yang baru saya tau dulunya pantai losari ini dulunya di julukin sebagai pantai dengan meja dan warung terpanjang di dunia. Kenapa dijuluki sebagai pantai dengan meja dan warung terpanjang di dunia? Karena di sepanjang pantai ini dulunya terdapat warung-warung tenda yang menyabung menjadi satu sama lainnya sepanjang kurang lebih 1 KM.
Selain menjajakan berbagai macam hidangan laut di malam hari, warung-warung tersebut menjajakan berbagai macam makanan khas makassar seperti: jalangkote, buras, mie titi, pisang ape, coto makassar, sop konro. Tapi yang saya suka yaitu pisang ape soalnya saya paling suka manis dan pisang ape itu menggunakan gula merah asli yang rasanya sangat manis dan khas. Dengan adanya modernisasi sekarang pisang ape banyak rasanya bukan hanya menggunakan gula merah tetapi juga sekarang ada rasa duren, keju, dan coklat.
Saya juga mencicipi makanan seafood khas makassar, seafood di makassar sangat berbeda karena dimakassar makanan lautnya langsung dari lautnya yang membuatnya fresh. Maka dari itu makanan seafood di sana sangat segar dan berbeda dengan di jakarta yang sudah lama dimasukan kedalam es batu yang membuat tidak segar lagi.
Selain menikmati pantai losari dah makannya saya juga mampir di museum Fort Rotterdam, dimana museum itu dulunya sebuah benteng peninggalan kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofiKerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.
Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
Saya disana banyak mempelajari banyak peninggalan gowa yang ada di dalam museum rotterdam salah satunya adalah yang ada di dalam ruangan alat senjata. Badik Raja/ gencong raja Badik ini berasal dari daerah kajuara kabupaten bone. Proses pembuatan badik ini dipercaya melibatkan mahluk halus sebangsa jin dalam proses penimpaannya. Konon orang-orang di sekitar kajuara suatu ketika mendengar suara tempaan besi dari dalam lanresang pada saat tengah malah malam. Dan ketika pagi hari tiba-tiba telah ditemukan sebilah badikbeserta sarungnya di dalam lanserang tersebut. Sampai saat ini tidak ada seorang pengrajin besi yang dapat membuat badik serupa ini.
Setelah saya terkagum kagum dengan isi dari benteng rotterdam saya berlanjut berjalan dan saya pilih adalah pulau samalona. Saya menempuh sekitar 15 menit dari pelabuhan ke pulau samalona dengan kapal biasa, dengan ombak yang cukup tenang saya menikmati pemandangan yang saya lintasi. Tetapi sayangnya sekarang makassar sedang ada reklamasi untuk menyambungkan antar pulau yang berdekatan.
Untuk saya yang baru pertama kali kesana sangat bagus dengan air pantai yang jernih hingga saya dapat melihat kedalam air yang ada terumbu karang. Tetapi saya kurang suka disana karena lumayan banyak sampah dan tidak ada yang membersihkannya bahkan tong sampah aja saya liat masih jarang disana. Sekian  dari pengalaman saya di Makassar


No comments

Powered by Blogger.