Header Ads

Wayang

Srikandi
Cerita wayang sudah menjadi salah satu kebudayaan indonesia, khususnya di jawa. Tentu saja perwayangan ini masih ada hubungannya dengan mitologi agama hindu dari india, tetapi dengan di tambah beberapa unsur kebudayaan jawa. Wayang sendiri jika dilihat dari segi cerita dan lakonnya sangat sarat dengan filosofi kehidupan para pemangku kekuasaan dan rakyatnya.
            Disini saya akan menceritakan tentang Srikandi, yang saya ketahui Srikandi ialah perempuan yang sangat amat tangguh dia tidak pernah takut dengan siapa pun bila menurut dia benar. Sampai saat ini Srikandi sudah sangat di kenal terutama di pulau jawa sendiri sebagai wanita perkasa.
Nama lain Srikandi adalah Dewi Wara Srikandi ialah putri dari Prabu drupada dengan Dewi gandawati. Pada suatu hari Srikandi melihat Arjuna memanah yang diajarkan oleh Rarasati, Srikandi lalu datang berguru memanah pada Rarasati. Tetapi sebenernya kehendak itu hanya untuk lantaran supaya dapat ketemu dengan Arujuna.
            perilaku Srikandi yang demikianlah ini jadikan murka Dewi Drupadi, permaisuri Prabu Puntadewa, kakak wanita Srikandi dilihat bahwa perilaku Srikandi itu tidak baik.
Dewi Wara Srikandi dulu dipinang oleh Raja Prabu Jungkungmardea di negeri Parangkubarja, sampai ayah Dewi Wara Srikandi Prabu Drupada tergiur terima pinangan itu, namun Dewi Wara Srikandi lantas mengadu pada Raden Arjuna, dibelalah Srikandi oleh Arjuna serta Jungkungmardea dibunuh oleh Arjuna. setelah itu Srikandi diperisteri oleh Arjuna dengan kebiasaan kebesaran dengan perkawinan putera serta putri.
            Pada awalnya Srikandi berjiwa lelaki yang suka berperang, dikarenakan itu ia dijuluki puteri prajurit. sampai periode saat ini, wanita-wanita yang berani menentang suatu hal yang tidak baik, terlebih yang tentang bangsa indonesia dijuluki Srikandi. Srikandi seorang putri penjaga dari negeri Madukara, adalah negeri Arjuna.
            Sifat buruk Srikandi ialah pemarah, namun kemarahannya itu lekas reda. Tanda-tanda ia sedang marah adalah merujak, ketika merujak ia berbicara amat keras. Bila Srikandi amat marah semua barang pecah belah kan di jatuhkan ke lantai hingga burung perkutut punya Arjuna dilepas-lepaskan.
            Tetapi dengan kekurangaannya Srikandi sangat amat gemar dalam olah keprajuritan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatkannya ketika ia berguru pada Arjuna. Yang kemudian menjadi suaminya. Dalam pernikahannya ia tidak melahirkan seorang putra.
            Dewi Srikandi menjadi suri tauladan prajurit wanita. Ia tertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatria Madukara dengan segala isinya. Dalam perang Bharatayuddha, Dewi Srikandi tampil sebagai senapati perang Pandawa menggantikan Resi Seta, kesatria Wirata yang telah gugur untuk menghadapi Bisma, senapati agung balatentara Korawa. Dengan panah Hrusangkali, Dewi Srikandi dapat menewaskan Bisma, sesuai dengan kutukan Dewi Amba. Putri Prabu Darmahambara, raja negeri Giyantipura, yang dendam pada Bisma.

            Dalam akhir riwayat Dewi Srikandi di ceritakan bahwa ia tewas dibunuh Aswatama yang menyelundup masuk ke keraton Hastinapura setelah berakhir perang bharatayudda pada hari ke-18 Bharatayudda.

No comments

Powered by Blogger.